Masalah Pertanian Masih Menjadi Keluhan dalam BSD Cetak
Ditulis oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo   
Jumat, 29 Juli 2022 14:40

Bupati Purworejo RH Agus Bastian SE MM kembali melakukan kegiatan Bupati Saba Desa (BSD), Selasa (26/07/2022). Dalam BSD kali ini, Bupati beserta rombongan mengunjungi Desa Rasukan, Briyan, Jombang, Kaliwungu Lor, Sumberejo dan Desa Mendiro  di Kecamatan Ngombol. Turut serta dalam rombongan diantaranya Staf Ahli Bupati, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Dukcapil, Kepala Dinas LHP, Kepala Dinas KUKMP, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kabag Prokopim, Perwakilan Bank Jateng, Perwakilan Baznas, dan unsur terkait lainnya.

Selain menyerahkan BLT Dana Desa dan Santunan dari Baznas, Bupati Agus Bastian selalu melakukan dialog dengan warga setempat. Terdapat beberapa keluhan dan usulan warga yang diterima oleh Bupati diantaranya, penambahan lampu penerangan jalan umum (LPJU), permohonan bantuan alat pertanian, kekurangan pupuk subsidi, pembangunan jalan usaha tani, serta beberapa para petani meminta pengalokasian air untuk musim tanam 3.

 

Bupati Agus Bastian menanggapi beberapa permasalahan salah satunya penerangan jalan. Menurutnya, penerangan jalan desa semestinya dapat dianggarkan melalui Dana Desa. Sedangkan untuk jalan poros desa dan jalan kabupaten dirinya akan meminta Dinas Perhubungan agar melakukan survey lokasi dan segera ditindak lanjuti.

"Mengenai harga pupuk, itu adalah kewenangan pemerintah pusat. Sehingga daerah tidah dapat mengintervensi alokasi kuota pupuk. Karena menurut aturan setiap petani sudah ada jatahnya masing-masing. Kami telah mencoba mencari solusi dengan memberikan subsidi melalui APBD, namun hal itu tidak diperkenankan secara aturan," katanya.

Selanjutnya dijelaskan terkait permohonan bantuan alat pertanian berupa combine. Menurutnya, masyarakat dapat mengajukan proposal melalui kelompok tani untuk dapat memperoleh bantuan alat tersebut. Dirinya berkomitmen akan menyampaikan aspirasi masyarakat ke Kementerian terkait, namun Bupati tidak menjanjikan realisasinya karena banyaknya desa yang juga meminta bantuan tersebut.

"Sekarang itu memang sangat sulit mencari tenaga permanen. Tidak hanya itu, bahkan tenaga tandur dan matun saja cukup susah. Oleh karena itu adanya alat-alat modern memang sangat membantu petani. Namun disisi lain, untuk mendapatkan alat tersebut juga tidak mudah. Karena mengingat harga alat tersebut juga mahal dan jikapun melalui proposal harus melalui proses panjang dan harus menerima ketika alokasi alat tidak pada desanya," pesannya.

Terakhir diperbarui pada Jumat, 29 Juli 2022 14:42